Lanjutan dari artikel SEMERU 1.
Mari kita simak bersama.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
Suhu rata-rata berkisar antara 3°C - 8°C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°C - 21°C. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu Darungan.
Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : macan kumbang, budeng, luwak, kijang, kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.
Mari kita simak bersama.
Di puncak Gunung Semeru (Puncak
Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan
aliran lahar. Gas beracun ini biasa disebut oleh penduduk setempat dengan
sebutan Wedhus Gembel (Bahasa Jawa yang berarti "kambing gimbal"),
yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4º - 10º C, pada puncak musim kemarau minus 0º C, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4º - 10º C, pada puncak musim kemarau minus 0º C, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih,
kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar
pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala
yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar
panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban
jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini
menjadi tontonan yang sangat menarik.
Orang pertama yang mendaki
gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda
dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang
ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung
Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara
dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui
Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
Secara umum iklim di wilayah
gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan
927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim
hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar
antara 0º - 4º C.
Suhu rata-rata berkisar antara 3°C - 8°C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°C - 21°C. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu Darungan.
Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : macan kumbang, budeng, luwak, kijang, kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.